(Gambar dari Fanspage TULUS)

TULUS sebagai seorang penyanyi dan penulis lagu niscaya sudah banyak orang yang mengenalnya, bunyi merdu pada lagu yang ia tulis sendiri dan seringkali mengangkat tema banyak sekali dongeng hidup ini memang banyak digandrungi para pecinta musik. Tidak hanya terdiri dari orang Indonesia. Salah satu lagunya yang berjudul `sepatu` bahkan diterjemahkan kedalam bahasa jepang `kutsu` dengan tanpa mengubah maknanya sedikitpun.

Tampil live di kancah internasional dari mulai tampil di Australia, event TULUS Live di San Fransisco, serta 3 kali tampil pada pameran internasional di Jepang dan meraih sederet penghargaan musik bergengsi ditanah air juga menjadi pencapaian yang bisa dibanggakan. Namun, dibalik kesuksesannya sebagai penyanyi dan penulis lagu, ternyata belum banyak yang tahu jikalau TULUS yakni seorang Co-Founder dari perusahaan kreatif kawasan ia bernaung, yakni TulusCompany.

Setelah sempat mengajukan beberapa karyanya kepada perusahaan/label musik terkemuka di tanah air namun tidak mendapat tanggapan, TULUS sempat kehilangan rasa percaya diri. Namun, keinginan dan harapan yang berpengaruh untuk menjadi seorang musikus, kembali menguat sesudah Ia dan Kakak kandungnya Riri Muktamar yang telah lebih dulu bergelut di dunia bisnis ini tetapkan untuk independent alias membangun label musiknya sendiri.

TULUS yang merupakan seorang sarjana arsitektur, serta Kakaknya yang notabene lulusan teknik kimia ini harus berjuang keras dan membangun bisnis di indsustri musik yang sebelumnya tidak pernah mereka geluti. Memulainya dari `nol`sambil mencar ilmu dengan cepat dan tumbuh bahu-membahu dengan rekan dan team`nya sekarang telah berhasil, terbukti dengan diterimanya banyak sekali penghargaan bergengsi serta konsistensi didalam berkarnya yang telah merilis 3 buah album yakni `TULUS` `Gajah` dan `Monokrom`.

TULUS yakni seorang sarjana Arsitektur yang bisa dianggap sukses sebagai penyanyi dan penulis lagu, penasaran tips dan kiat-kiat TULUS dalam mewujudkan mimpinya ini ? Paling tidak, ada 3 tantangan besar yang dihadapi saat membangun TulusCompany, antara lain :

1. Rasa Percaya Diri

Tidak ditanggapi oleh label rekaman terkemuka di tanah air memang sempat menurunkan rasa percaya diri TULUS dalam bernyanyi. Namun kecintaanya terhadap musik serta kata-kata guru SD yang kerapkali memuji bahwa suaranya itu sangat merdu, serta mimpinya yang berpengaruh untuk menjadi seorang musikus, perlahan bisa mengembalikan rasa percaya diri yang sempat terkikis. Selain itu, TULUS juga sangat yakin bahwa kemampuan bernyanyi dan menulis lagu yakni talenta yang tidak dimiliki banyak orang, sehigga keputusan untuk mendirikan label sendiri/independent pun semakin membuatnya yakin untuk ditempuh.

2. Pengetahuan perihal Apa yang akan dikerjakan

Rasa percaya diri yang kembali menguat saja memang tidak cukup untuk membangun sebuah bisnis di industri musik, terlebih latar belakang pendidikan sebagai Sarjana Arsitektur dan kakaknya yang juga lulusan Teknik Kimia memang tidak bisa dihubungkan dengan industri musik.

Sekalipun begitu, mulai mencar ilmu dari `nol`dan dengan mengenali kekurangan yang mereka miliki ini menciptakan mereka semakin gigih untuk mencari orang yang sempurna dan membangun team yang solid. Berbagai komunitas di Bandung pun menjadi kawasan mereka mencar ilmu hingga karenanya bisa bekerja sama dan membangun TulusCompany sebagai label independent untuk TULUS.

3. Modal/Dana

Masalah permodalan/dana memang seringkali menjadi dilema bagi siapapun yang ingin memulai bisnis baru. Akan tetapi `banyak jalan menuju roma` memang kasatmata sehingga kesulitan yang satu ini bisa mereka pecahkan.

Perjalanan Karir TULUS sendiri tidak bisa dilepaskan dari rekan dan team yang solid dibalik TulusCompany, serta orang-orang yang terus mendukungnya didalam berkarya. Sampai dengan album ke-tiga`nya ini , paling tidak TULUS sudah berkolaborasi dengan 100 orang.

Menjadi seorang musikus memang mimpi/cita-cita/keinginan pribadi, akan tetapi perjalanan mewujudkan mimpi itu tidak hanya perihal diri Anda sendiri. Bagaimana caranya biar mimpi yang ingin diwujudkan itu bisa membawa manfaat sebesar-besarnya bagi orang lain di sekitar kita. Tidak ada satupun mimpi besar yang akan terwujud jikalau Anda terus menyampaikan `saya` `saya` dan `saya`, akan tetapi mimpi besar Anda mungkin akan terwujud apabila Anda menyebutkannya sebagai `Kita`.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here