Dizaman modern ini, semua orang mungkin memerlukan uang untuk memenuhi banyak sekali kebutuhan hidup, baik untuk membeli materi makanan, membayar tagihan ataupun segala keperluan lainnya. Namun, kita semua niscaya oke bahwa `Uang bukanlah segala-galanya`. Sekalipun begitu, ternyata tak dipungkiri jikalau masih banyak hal yang seakan-akan sanggup diselesaikan ketika seseorang mempunyai banyak uang dan banyak sekali jenis kekayaan lainnya. Ironisnya, uang ini jugalah yang terkadang dipakai untuk mendapat selembar ijazah.

Entah apapun alasannya, meperjual-belikan ijazah tidak sanggup dibenarkan dan terang melanggar aturan hukum. Apabila ketahuan, baik pihak yang membeli ataupun pihak yang menjual, keduanya sanggup dilaporkan dan diadili secara hukum. Praktek ini biasanya memang terjadi ketika seseorang merasa mempunyai uang dan menginginkan gelar yang tertulis dalam selembar ijazah untuk mendapat pekerjaan atau jenjang jabatan tertentu. Karena tidak punya waktu atau memang enggan duduk dan mencar ilmu dibangku kuliah sebab gengsi seringkali dijadikan alasan.

Jangan bodohi diri Anda sendiri ! Uang Anda tidak akan sanggup membeli Ilmu Pengetahuan.

Ijazah mungkin hanya selembar kertas, namun nilai ilmu pengetahuan dan ketermpilan didalam sebuah gelar yang tertulis pada kertas tersebut bukanlah hal sanggup dikuasai begitu saja tanpa melalui proses. Membeli ijazah terang menjadi perbuatan yang melanggar hukum, Ijazah yang dibelinya terang tidak sah sebab dikeluarkan dengan cara ilegal.

Disisi lain, ada juga insiden dimana ijazah diterbitkan secara legal oleh sekolah/perguruan tinggi kepada siswa/mahasiswanya, namun ternyata si Mahasiswa tersebut menyogok semoga mendapat nilai yang cantik dan segera lulus. Hal ini jauh lebih berbahaya !

Coba bayangkan, Apa yang akan dilakukan seorang dokter/bidan ketika mendiagnosa penyakit yang diderita pasiennya dengan asal tebak ? Iya, asal tebak, sebab dokter tersebut tidak menguasai ilmu kedokteran yang dipelajarinya ketika duduk dibangku kuliah.  Dan berani memakai uang untuk menyogok dosennya semoga beliau tetap lulus dan menyandang gelar dokter/bidan.

Selain diagnosanya yang hampir sanggup dipastikan tidak sempurna sebab tidak didasari oleh ilmu pengetahuan sebagai seorang dokter/bidan, penanganan dan resep yang diberikan juga sanggup jadi keliru. Alhasil, pasien yang ditangani harus menjadi korban. Na`udzubillah min dzalik.

Video berikut ini mungkin sanggup memperlihatkan citra dan lebih menjelaskan bagaimana resiko dari “membohongi diri sendiri demi sebuah gelar”.


So, masih berani membohongi diri anda sendiri ? Anda sendiri yang menentukan. Yang pasti, Anda tidaklah hidup sendirian, segala keputusan dan perbuatan yang Anda ambil dan lakukan, suatu dikala niscaya akan mempengaruhi hal-hal yang ada di lingkungan sekitar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here